Thursday 19 March 2015

Pengalaman Beasiswa S1 Turki Chapter#9 Injakkan kaki pertama kali di Turki


29 Agustus 2013
DI DALAM PESAWAT TURKISH AIRLINES
CANTIK CANTIK PRAMUGARI
Senyuman yang manis dan sambutan yang hangat dari mbak mbak pramugari (bule bule semua yang aku kira orang Turki) di dalam pesawat begitu menyejukkan hati dan pandangan. Nah, dulu aku sempat bercita-cita untuk menjadi pramugari, pemirsa!!. Gini ceritanya.. Tersebutlah di negeri antah berantah ketika masih jadi bocil ingusan, aku pernah ditanya bu guru kalau besar jadi apa. Aku yang waktu itu masih mencari jati diri, eh bingung. Lalu tanya ke bu guru apa saja pilihannya. Beberapa profesi menarik, seperti dokter, polwan misalnya. Lalu dia menyebutkan pramugari. Aku bertanya pramugari itu memangnya apa? Dia menjawab kalau jadi pramugari nanti bisa jalan jalan terus, lalu rambutnya dikonde. Hahaha. Karena aku gadis jawa tulen yang lumayan feminim, aku merasa cantik kalau dikonde (pengalaman pernah didandanin di pesta penganten orang pas masih kecil) Sehingga aku memutuskan kalau sudah besar jadi pramugari saja. Benar benar cita-cita yang absurd. Kemudian setelah sel sel dalam tubuhku bermitosis sehingga membentuk sedemikian rupa dengan sempurna, aku tumbuh menjadi besar. Gadis 18 tahun. Yang sudah tidak ingin menjadi pramugari lagi. Karena Growth Hormone ku berhenti berkembang di saat tinggiku belum setinggi tiang listrik. Kandas sudah cita-cita untuk jadi pramugari (baca: dan dikonde). Ya sudahlah melihat mbak mbak pramugarinya saja sudah mayan. Hehe #akurapopo
Sebentar lagi perjalanan akan segera dimulai. Kapten Pilot dan Co-Pilot memberikan aba-aba kepada penumpang semuanya. BTW and OTW, ini aku dapat duduk paling belakang. Teman-teman yang lain juga duduk terpisah. Ternyata beberapa keuntungan saat duduk di belakang, adalah saat jam makan dilayani paling cepat karena paling dekat dengan dapur. Waaaaa ini.. #jadilaper 
Di dalam pesawat Turkish Airlines yang katanya pesawat termahal, terbaik se-eropa ini aku makan daging salmon panggang dengan roti. Eum, enak cyinn.. Heheh. Sambil dengerin musik lagu Turki di dalam pesawat. 

PERCAKAPAN SAMA BULE PIRANG CANTIK
"What do you want to drink?"
"Ehm. i would love to drink a cold juice. please"
(Bule pirang cantik ini memberikan aku cola)
"Cold juice please, not a cola"
"Oh, i'm sorry" 
(mbaknya gelagapan lalu memberikan aku orange juice dengan es batu)
Dalam hati ini yang salah aku apa ya? Perasaan udah ngomong pake pronounciation yang  jelas. Apa mbaknya yang kurang dengerin? ckckck

30 Agustus 2013 pukul 07.00 waktu Turki
HILANG DI BANDARA
Akhirnya setelah perjalanan kurang lebih 15 jam di pesawat melewati berapa samudera dan berapa benua.. dan sempat transit di bandara Changi International Airport, Singapura. Akhirnyaa yeay! Sampailah kami di Ataturk International Airport di Istanbul. Dengan membawa tas ransel yang aku bopong sejak dari Indonesia (berat mbak broo), berisi dokumen penting dan hal hal penting lainnya (seperti camilan hehe) aku pun bersama dengan teman teman yang aku cukup kenal dekat seperti Raisa, Aini, dan mas Bintang. Mbak Zahra yang sudah sejak dari pesawat aku tidak melihatnya, entah dimana batang hidungnya sama sekali gak kelihatan. Yang jelas di bandara Ataturk kami berpisah menjadi bergrup-grup. Aku pun mengikuti Raisa, Aini dkk. Jatuh bangun ikutin mereka lari-lari ngurusin imigrasi di bandara Ataturk. Udah gitu tas berat banget kan, fyuh. 
Di bandara Ataturk ini ada hal aneh yang aku rasakan ketika bersama dengan anak-anak ini. Kenapa kok aku jadi masuk ke bagian Gate untuk naik pesawat lagi, ya? Perasaan aku ada flight ke Erzurum jam 16.00 nanti. Masih banyak waktu buat nungguin. Nah, lho. Waaa ternyata aku terjebak bersama anak-anak rombongan yang akan menuju ke Kota Ankara. Waduhhh makk mereka udah mau masuk aja ke pesawat. Aku tanya Raisa, Raisanya malah lari meninggalkanku dengan kebingungan. Jadi ceritanya kau daku kejar namun dikau lari lari. Aku balik lagi ke tempat semula tadi aku lewat jalan mana aja. Tapi bandaranya gede banget. Huhu. Pengen nangis.. Udah coba tanya ke petugas kan (baca: satpam) eh mereka gak ngerti bahasa inggris. Ini bandara macam apaaaa?


AADB (Ada Apa dengan Bandara)
Ku lari ke kanan, terjebakku
Ku lari ke kiri, bingung aku
Haruskah aku lari ke kanan, lalu ke kiri?

Dengan kekuatan bulan sailormoon, aku berusaha untuk mengingat kembali jalan yang telah aku lalui dan berusaha untuk tidak panik. Aku sedang menuju ke tempat dimana aku bisa menunggu mungkin aku bisa bertemu dengan teman-teman. Mungkin aku bisa bertemu entah siapa orang Indonesia, Mungkin aku bisa menemukan jalan itu. Jalan yang benar. Hiks hiks
Dua orang yang sedang berdiri di atas elevator memandangiku dengan shock. Aku lebih shock lagi. "Loh, Silvi. Kamu tadi kemana aja?" 
Aku terkejut bukan kepalang.
"Ih, Nanaaa.. aku ilang" Aku terharu akhirnya ada yang menyelamatkanku dari bandara yang mengerikan ini. 
"Ya ampun kita lagi cariin kamu kemana mana?"
"Iya na, aku terjebak sama anak anak yang mau pergi ke Ankara. Terus aku sebel sama orang Turki. Mereka gak ngerti bahasa inggris". 
"Ya udah yuk balik ma temen-temen yang lain."
Dan aku menemukan mbak Zahra. Benar-benar melelahkan.

BELI SIMCARD
Sejak jam 08:00 sampai jam 16:00 waktu Turki aku harus menunggu untuk penerbangan selanjutnya ke Bandara Erzurum. Di saat yang jenuh seperti itu menyebalkan memang. Tapi beruntungnya waktu itu ada kakak-kakak senior yang dari Istanbul berkunjung untuk melihat dan menjemput kami. Waktu itu kak Andika dari Istanbul dia bantuin kita untuk beli simcard baru. Simcard AVEA namanya. Bayar 45 Lira buat beli simcard doang dan 30 lira untuk pulsanya. Dapet nomor cantik pula. Kayak orangnya haha (dilarang protes)

KOTA PUTIH PUTIH = ERZURUM
Udah nyampek ke Bandara, aku disambut oleh angin yang membelai jilbabku. Wah benar-benar dahsyat angin di Erzurum ini. Perasaan baru kemarin di Jakarta yang panas gila. Erzurum memang kece badai. Sepanjang mata memandang aku tidak melihat tanda tanda akan dijemput orang. Keselamatanku terancam sepertinya. Namun aku tidak langsung panik. Aku duduk di ruang tunggu. Dan alhamdulillah, akhirnya dijemput oleh mbak Artina dan Mbak Laila. Penerima beasiswa Turkiye Burslari Master di Ataturk University.  Waktu itu mereka gak mengenaliku aku juga gak mengenali mereka. Karena waktu itu ada beberapa bule yang datang juga. Bule item maksudnya. Jadi kalau disandingkan, 11-12 dengan sawo matangnya kulitku. Kalau bukan tas batik yang dikenakan mbak Artina, aku tidak mungkin tahu kalau itu orang Indonesia. Mbak berdua ini kaget melihat aku yang cuma datang membawa diri. "Loh kopernya mana ?" Ternyata kopernya di bagian International Arrival. Saking cintanya sama bahasa Turki, mereka hanya bisa bahasa Turki. Kami yang datang dengan tidak tahu menahu bahasa Turki ini memutuskan untuk memakai cara lain. Akhirnya satu-satunya cara untuk beradaptasi lingkungan dan mempertahankan kelangsungan hidup, adalah kami bicara dengan bahasa isyarat tangan. Gerakin tangan ke kanan kiri depan belakang sampai akhirnya mereka ngerti. Heheheh