Thursday, 26 February 2015

Pengalaman Beasiswa S1 Turki Chapter#8 Terbang ke Negeri Sang Penakluk

Terbang yuk ke negeri 2 benua!


مَا فِي المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ                                مِنْ رَاحَةٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب
سَافِرْ تَجِدْ عِوَضاً عَمَّنْ تُفَارِقُهُ                            وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءَ يُفْسِدُهُ                             إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ                     وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبْ
وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الفُلْكِ دَائِمَةً                      لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ
وَالتُرْبُ كَالتُرْبِ مُلْقًى فِي أَمَاكِنِهِ                         وَالعُوْدُ فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنْ الحَطَبِ
فَإِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلُبُهُ                                        وَإِنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing
Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran.
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri, barulah ia dihargai sebagai emas murni.
Merantaulah…
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing  

LANGKAH DEMI LANGKAH BUAT TERBANG KE TURKI
Bagasi yang disediakan oleh Turkish Airlines adalah 25 kg. Tapi karena pada saat itu penerima beasiswa Turkiye Burslari merasa 'kurang' sama bagasi yang hanya 25 kg, kami yang terdiri dari mahasiswa calon S1 S2 dan S3 yang berkisar 50 orang (tidak tahu angka secara pasti) berbondong-bondong untuk melakukan 'demo'. Demo ini nggak anarkis, lho ya! Kami calon mahasiswa penerima beasiswa Turki mengajukan penambahan bagasi 5 kg lewat email. Dengan menyertakan acceptance letter dan copy paspor dan visa yang di scan. Dan ternyata dikabulkan sehingga kami bisa membawa barang bawaaan 30 kg. Horee..!

TRICK AND TRAP

LIST BARANG BAWAAN YANG BOLEH DIBAWA KE TURKI
1. Sambel terasi. Mengantisipasi karena makanan Turki kebanyakan tidak pedas, ini salah satu barang yang saya rekomendasikan. Kalau bisa yang sachet aja. Soalnya lebih ringan dan enak makannya pas di Turki nanti (tahu sendiri kan Orang Turki ga suka bau yang menyengat). Oh ya, jangan lupa kalau naruh di koper di sela-sela pakaian. Karena peraturan dari bandara itu tidak boleh membawa cairan lebih dari 10 ml.
2. Bawa banyak indomie, bumbu, dll. Soalnya penting ya. (lagi lagi tentang kesejahteraan perut)
3. Bawa mukena, bagi cewek. Dan bawa sarung, kopiah bagi cowok. Di Turki ga ada yang pake mukena atawa kopiah kalau lagi shalat. Jadi otomatis ga ada yang jualan, dong.
4. Bawa rice cooker kecil. Alias mesin pencetak nasi ukuran kecil. Ini penting, mas, mbakyu.. soalnya sebagai orang asli Indo yang memegang erat budaya Indo, kalian mesti saban sekali dua kali pengen makan nasi yang rasanya bener-bener nasi ala Indo. Kalau nasi ala Turki sedikit berbeda di lidah kita.
H -4
Sebelum keberangkatan akan diberi semacam angket untuk pemberangkatan. Nah angket itu akan menanyakan kita apakah mau pergi ke Turki menggunakan fasilitas yang disediakan dari Turkiye Burslari atau menggunakan dana sendiri. Karena aku orang Indonesia banget, aku pakailah fasilitas gratisan dari Turkiye Burslari itu (daripada mubazir kan kasian). Tanggal 24 September 2013, ada inbox berjudul "Turkiye Scholarship Flight Reservation" datang. Yeah, penantian yang begitu dinantikan akhirnya datang juga. Aku mau pergi, men! 4 hari lagi.
Aku bersama dengan teman-teman yang lain saling berhubungan satu sama lain. Teman teman ini baik banget rupanya. Bantu inilah itulah. Jalur pertukaran informasi sangat cepat dan mudah (asalkan banyak nanya). Bahkan ada yang udah deket banget. Salah satunya dengan Mbak Zahra, dan beberapa teman yang lain. Mbak Zahra baik banget ngirimin hadiah jaket dingin, syal, sampe dikasih bonus sarung tangan. Ih, so sweet *terharu
Ketika semua bocil-bocil sudah mendapatkan email tiket online dari Turkish Airline atau kalau di Turki sendiri disebut Turk Hava Yolllari, maka ada satu dua bocil yang sedang menanti, dan menanti. Mereka menanti tiket pesawat dari Turkiye Burslari yang tak kunjung datang. Dua temen itu adalah Farid dan Ria. Udah telpon sama pihak kedutaan Turki lah, Tanya sama pihak Turk Hava Yollari yang di Indonesia, lah. Tidak membuahkan hasil. Bahkan, hingga hari H kami yang seharusnya udah terbang bersama-sama nyampe Turki, mereka belum dapat. Ckckck Kasian. Tapi akhirnya seminggu kemudian mereka dapat e-Ticket juga dari THY, walaupun agak telat dikit.

H-3

Saya kasih tips ya. Karena kekuatan do'a itu sungguh luar biasa. Didoakan oleh banyak orang itu merupakan sebuah keberkahan yang ajaib. Maka dari itu perbanyaklah sungkem! Sungkem sama ibu guru dan bapak guru, walaupun tidak semuanya (yang cukup deket aja) minta diberi kelancaran dalam menuntut ilmu, sungkem sama imam masjid di desa, sungkem sama kepala desa, sungkem sama pak RT, dan sungkem sungkem yang lain. 
Kalau perlu bikin syukuran atau banca'an. Hehe. 
Setelah sungkem-sungkeman itu selesai.. Jalan-jalanlah barang sebentar mengitari kota, atau sekitarnya. Ketika kamu menemukan warung makan mampirlah dan makanlah sepuasnya masakan Indonesia seperti mi ayam, bakso, rendang, soto, rawon. Kalo nggak bakal nyesel, deh! Gak akan kamu temukan makanan seperti itu kalo udah di luar negeri. *nyamnyam

H -2

 Satu malam dimana besoknya tiba masa dimana mau pergi ke Turki, tiba-tiba merasa jadi anak kecil lagi. Gimana enggak? Lha wong  dikasih angpau sama banyak orang. Terutama sama tetangga di sekitar rumah heheh. Yah lumayan alhamdulillah.. rejeki nomplok euy.!. Perbanyaklah silahturahim ke rumah om, tante, pakdhe, budhe, ponakan, sepupu, buyut, canggah, anaknya anaknya pakdhe, anak anaknya anaknya dan anaknya anaknya.. wkwkwk,  intinya semua keluarga besar. Pada kasus saya, bahkan beberapa tanpa dimintapun mereka datang sendiri ke rumah. 
Jangan lupa sungkem yang paling penting dan paling wajib yang harus kamu lakukan. Ke siapa sungkemnya? Ke IBU, alias BUNDA, alias MAMMY, alias EMAK, alias EMBOK, alias MAMA, ya itulah pokoknya entah kalian menyebutnya apa. Kalau perlu cium tangannya, atau cium kakinya karena surga di bawah telapak kaki ibu (pastikan udah cuci kaki). Sebelum aku pergi mama aku cium semua mukanya dan juga aku peluk yang lama. Ibu itu punya kelapangan hati yang luas sekali, kawan! Walaupun aslinya tidak seluas lapangan badminton. Tapi, do'a seorang ibu kepada anaknya adalah do'a yang sudah dijamin oleh Allah akan menjadi do'a yang mustajabah bin mustajab. *kedipkedip

H -1

Skip, skip, skip
Tersebutlah kami sekeluarga sudah sampai di bandara Soekarno Hatta. Berpisah sama keluarga itu menyebalkan, tauk! *tuhkanjadisedihbombay. Tapi ingat, bahwa merantau untuk menuntut ilmu itu merupakan hal yang utama. (baca kata mutiara Imam Syafii di atas)
Tidak hanya bertemu dengan teman, kerabatnya teman, dan keluarganya teman saja di bandara. Ternyata saya juga bertemu dengan Miss Turkey, Miss Congo, Miss Jamaica, dan Miss Miss yang lain. Karena waktu itu bertepatan dengan event Miss World 2013 yang berlangsung di Bali. Hehehe. Cantik cantik, euy. Banyak banget orang di Bandara Soetta yang minta foto sama mereka.  Tapi alangkah cantiknya mbak mbak Miss Miss itu kalau berhijab. Kalau mereka berhijab, beneran deh saya mau minta foto sama mbak Miss Miss itu (aku ini siapa atuh?). Ya sudahlah, lupakan. 
Tepat satu jam sebelum pesawat take off, kami sudah diharuskan boarding. Masuk ke dalam pesawat bersama teman yang lain berbekal print out e-Ticket yang dikirmkan oleh THY di email kami. Setelah menyerahkan paspor dan selembar kertas tersebut, bagasi dan koper bawaan kami di cek beratnya. Harus memenuhi 30 kg paling berat. Dan juga barang bawaan di kabin 5 kg. Alhamdulillah koper saya pas njepas 30 kg. Nah paspor ini riskan banget. Di setiap bandara nanti akan selalu diperiksa. Jadi harus dijaga dengan baik, yo! Saat itu rutenya adalah melalui bandara Soekarno Hatta di Jakarta- Bandara Changi di Singapura(transit) - Bandara Ataturk di Istanbul - lalu menuju ke Bandara Erzurum
Dan yeay! kami akan naik Turkish Airlines. Maskapai penerbangan yang meraih penghargaan terbaik se-Eropa selama 5 tahun berturut-turut. Keren, gak bro? Alhamdulillah. Pas masuk disambut ramah sama pramugari di pesawat. Eh ternyata beneran, Mbak Miss Turkey itu masuk ke pesawat sama kami. Tentu saja di VIP nya. 

BERADA DI ATAS AWAN

Perjalanan selama kurang lebih 16 jam akan kita lakukan sebentar lagi.. Jadi penting untuk mempelajari kondisi yang ada di dalam pesawat itu. Ada beberapa hal menarik ketika berada di ketinggian stabil/ cruising altitude. Sekitar 10 km di atas permukaan laut, sebenernya kita udah deket banget sama luar angkasa loh! Hehe. Tahu kenapa? Karena gak ada definisi ketat tentang batas antara luar angkasa dan bumi! Wew.. atmosfir bumi juga tidak serta merta turun secara drastis. Nah, karena tubuh manusia tidak terlatih untuk menghirup dan menghembuskan oksigen dalam kondisi tekanan udara yang rendah, sebagai makhluk darat yang hidup di darat yang berjalan dengan kaki, seharusnya manusia akan kehilangan kesadaran dalam 3 menit saja jika berada dalam ketinggian 8,5 km di atas permukaan laut. Itulah jawaban kenapa pesawat komersial macam Turkish airline ini selalu menjaga tekanan udara dalam kabin agar sama dengan udara di atas tanah. Prosesnya yaitu udara dari luar dihirup, lalu diatur suhu dan tekanannya.
Kata orang-orang makan selama di pesawat gak seenak makan selama di darat. Rasanya berbeda walaupun makanannya sama. Ah, masa iya? nggak ada bedanya, kok buat saya. Hehe, dasar. Emang iya sih, pada tekanan udara yang rendah indera perasa dan penciuman jadi kurang sensitif. Jadi mengurangi kemampuan indera untuk merasai asin, kecut, pahit, manis, dsb. Tapi lihat lihat dulu orangnya ya, kalo orangnya kaya saya ini. Sewaktu makan salmon di dalam pesawat Turkish Airlines serasa enak enak aja, tuh! Walaupun gak seenak mi ayam Ponorogo. 

No comments:

Post a Comment